Minggu, 15 Juni 2008

Erni Muchtar, Qoriah Tunanetra Provinsi Kepri

Belajar dari Bapak, Ingin Punya Kebun Karet

Erni Muchtar, qoriah asal Kabupaten Karimun, mungkin tidak menyangka garis dan jalan hidupnya kini mengantarkan dirinya sebagai salah satu utusan dari 40 qori-qoriah Provinsi Kepri yang akan berlaga di ajang Musyabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional XXII di Serang, Banten, 17 Juni mendatang.

Wanita dengan cacat kedua mata atau tuna netra yang berasal dari Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singinggi Provinsi Riau tersebut, sebelum menjadi qoriah ternyata berprovesi sebagai peminta-minta di pasar dan tempat-tempat keramaian.

‘’Saya dulunya di pasar menenteng ember pakai microphone meminta sedekah dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran,’’ kata Erni Muchtar, Selasa (10/6) usai pelepasan qori-qoriah Kepri di aula Kantor Gubernur Kepri.

Bersama suaminya Syarwan Hamid, yang turut hadir pada pelepasan itu, Erni kemudian bertutur, ia dan suaminya mencoba mengadu nasib dengan menyeberang ke Karimun. Selama dua tahun berprovesi sebagai pelantun Al-Qur’an di pinggir jalan di Karimun, Erni kemudian bersua dengan sanak-famili di sana. ‘’Keluarga di Karimun itulah yang menyuruh Erni mengikuti ini. Meski asal dari Taluk Kuantan, saya tetap membawa nama Kepri,’’ ucap Erni.

Mengenai kebolehannya dalam melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, Erni menyebutkan ia belajar dari orang tuanya yang pandai mengaji tapi bukan qori yang dimulai sejak 1994. Ayat-ayat Al-Qur’an itu, ucap Erni, semula dibacakan orang tuannya dan dihapal olehnya.

‘’Selain itu dengan kaset. Setelah hapal bacaannya barulah belajar bagai mana cara melagukan. Jadi yang utama itu mesti hapal dulu bacaanya,’’ jelas Erni, mengenai kiat menghapal dan baca Al-Qur’an.

Juara Tilawah cacat tuna netra dewasa wanita di MTK II di Ranai Natuna, ini menyebutkan dia telah dua kali mengikuti MTQ tingkat Provinsi Kepri dan baru pertama kali ini mengikuti MTQ tingkat Nasional. ‘’Kalau dapat reski dan bisa menang insyaallah saya mahu beli kebun karet. Itu kalau bisa. Jadi kalau dapat kebun karet tidak kepasar lagi. Kalau bisa juga buka warung,’’ ucapnya.
****

Tidak ada komentar: